.

Wednesday 21 January 2015

Tangerang Tolak Pemakaian Tablet Sebagai Sarana Belajar

Tablet 
 
Rencana pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk peralihan dari buku pelajaran berbasis fisik menjadi buku eletronik atau e-book mendapat beragam reaksi di daerah. Salah satunya di Kabupaten Tangerang yang menyatakan tak sepakat terkait kebijakan tersebut.

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar berpendapat Kementrian harus juga memikirkan bagaimana kesiapan secara menyeluruh. Zaki menyebutkan banyak faktor seperti SDM guru, murid dan orang tua yang jadi bahan pertimbangan."Menurut saya ini harus dikaji kembali dan harus dilihat faktor kesiapan dilapangan terkhusus di daerah," kata Zaki, Kamis (8/1).

Zaki mengatakan pemerintah juga harus melihat sistem jaringan telkom dan internet disetiap wilayah yang tidak semuanya sudah sempurna sempurna. "Bila diterapkan bukan cuma merubah budaya belajar dan mengajar tapi juga sarana telekomunikasinya yang benar-benar harus siap," tegasnya.

Faktor lain yang juga menjadi pertimbangan dirinya yakni terkait anggaran." Seharusnya Kemendikbud juga memperhitungkan anggaran masing masing daerah," kata dia. Zaki menuturkan saat ini Pemkab Tangerang sedang berhitung terkait anggaran semisal kebijakan tersebut jadi dilaksanakan.

Selain itu kata Zaki faktor kesehatan anak jangan sampai terabaikan, pasalnya bila anak harus bergelut dengan tablet selama delapan jam belajar pasti akan berpengaruh untuk kesehatan matanya.

Zaki berharap pemerintah dapat mengkaji ulang rencana tersebut, dengan melihat berbagai sisi kesiapan dalam penerapannya, sehingga tidak akan mengulang kebijakan yang terus berubah seperti halnya kurikulum.

Darmaningtyas, pengamat pendidikan mengatakan pemerintah pusat seharusnya lebih realistis dalam membuat kebijakan.   Dirinya menyebutkan akan ada kendala di bidang ekonomi dan juga jaringan internet jika kebijakan itu diterapkan. " Apa iya semua anak sekolah mampu membeli tablet dan juga apa semua daerah di Indonesia jaringan internetnya sudah memadai," ujar dia.

Sebelumnya, Mendikbud, Anies Baswedan beralasan perubahan fisik buku menjadi e-book adalah untuk menekan biaya pendistribusian buku-buku pelajaran ke daerah terpencil.

Setidaknya ada tiga pihak yang akan bekerja sama dalam hal ini, yakni Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dan PT Telkom Indonesia. 


Sumber: Republika Online

No comments:

Post a Comment