
Dalam
pembangunan jangka menengah, pemerintah pada saat ini sedang fokus dalam
tiga dimensi untuk membawa bangsa Indonesia kearah kemajuan. Ketiga
dimensi itu adalah
dimensi pembangunan manusia, dimensi pembangunan
sektor unggulan, dan dimensi pembangunan pemerataan dan kewilayahan.
Dimensi pembangunan manusia adalah kunci dari dimensi-dimensi
pembangunan lainnya dan pendidikan merupakan salah satu bagian
terpenting dalam pembangunan manusia tersebut.
Sehubungan dengan hal itu, pembangunan manusia
pada posisi yang sangat penting dan menentukan keberhasilan dimensi
lainnya. Maka, apabila program yang ada tidak dibarengi dengan
pembangunan manusia yang baik, pasti akan ada kendala di lapangan.
Untuk itulah gubernur, walikota, dan bupati,
diimbau agar melakukan perbaikan terkait dimensi pembangunan manusia
dalam hal mengubah pola pikir, melakukan revolusi karakter, dan
melakukan serangan nilai-nilai di birokrasi dan atau masyarakat yang
pola pikirnya masih lambat. Perlu dibangun sistem agar birokrasi dan
atau masyarakat berubah menjadi lebih cepat dalam pelayanannya.
Untuk meraih keberhasilan di semua dimensi, betapa penting perubahan mindset
seperti yang digarisbawahi oleh Presiden RI, Joko Widodo, seperti itu.
Perlu saya tekankan, pendidikan merupakan bagian tak terpisahkan dalam
pembangunan manusia, baik dalam hal membentuk karakter, keterampilan,
maupun kecerdasan.
Oleh karena itu, pemerintah akan fokus
pada pendidik karena kunci keberhasilan sebuah pendidikan adalah
pendidiknya. Apabila kualitas pendidiknya meningkat, maka kualitas
kelasnya meningkat. Begitu juga apabila kualitas kepala sekolahnya
meningkat, maka kualitas sekolahnya meningkat pula.
Kementeran Pendidikan dan Kebudayaan berharap,
para pendidik dapat menunaikan tugas mendidik dengan sebaik-baiknya.
Jangan pernah melihat anak-anak semata-mata sebagai anak hari ini, kita
harus melihat mereka sebagai masa depan Indonesia. Jadikan mereka
sebagai pembelajar. Sedangkan para peserta didik,kita harapkan dapat
menumbuhkan seluruh potensi yang dimilikinya. Dengan begitu, peserta
didik memberikan kebahagiaan bagi orang tua, bangsa, dan negara.
Pada kesempatan baik ini, saya mengajak para guru,
siswa, dan orang tua, untuk dapat menggunakan fasilitas sekolah yang
baik. Ajak seluruh anak yang tidak bersekolah untuk ikut belajar di
sekolah. Tiada hal yang paling membahagiakan bagi kita semua yang berada
di dunia pendidikan saat melihat anak-anaknya berhasil menjadi seorang
dikemudian hari.
Selain itu, saya juga meminta birokrasi pendidikan
berorientasi pada perubahan kondisi pendidikan, bukan sekedar
menjalankan SOP (Standard Operational Procedure). Birokrasi
harus diberi target, sehingga provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah
mempunyai target masing-masing. Kita sedang mengejar perubahan, bukan
sekadar menjalankan SOP saja.
Sesuai dengan instruksi presiden bahwa agar birokrat menyediakan layanan publik terintegrasi atau yang disebutnya sebagai one stop service,
jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan diri
secara baik. Hal itu karena satu minggu pertama sejak pelantikan Kabinet
Kerja, saya telah menginstruksikan agar jajaran Kemendikbud menyiapkan
layanan pendidikan dalam satu tempat.
Setidaknya ada lebih dari 50 pelayanan yang akan
bisa dilakukan dalam satu pintu. Sekarang sedang dalam proses pembuatan
layanan demikian. Ada banyak layanan, misalnya pelayanan sertifikasi
bagi guru, bahkan hingga legalisasi, nanti akan dilayani di satu tempat.
sumber: kemendikbud.go.id
No comments:
Post a Comment