Gerakan
Pramuka dinilai sebagai gerakan yang sarat dengan nilai-nilai
pendidikan karekter. Hal itu menjadi alasan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan mendukung Gerakan Pramuka, salah satunya dengan mendukung
dibentuknya Satuan Karya Pramuka (Saka) Widya Budaya Bakti.
Saka Widya Budaya Bakti (SWBB) adalah organisasi
pendukung Gerakan Pramuka yang menjadi wadah untuk mengembangkan minat
dan bakat generasi muda
terhadap peran pendidikan masyarakat dan pelestari budaya bangsa,
khususnya anak usia dini, nonformal dan informal, seni dan film,
tradisi, sejarah, nilai budaya, cagar budaya dan museum.
Melalui Ditjen
Kebudayaan, Kemendikbud pun melakukan sosialisasi Saka Widya Budaya
Bakti ke berbagai daerah.
Sosialisasi Saka Widya Budaya Bakti terakhir
diselenggarakan di Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (04/12/2014). Acara
sosialisasi dibuka oleh Dirjen Kebudayaan Kacung Marijan, selaku Majelis
Pimpinan Saka Widya Budaya Bakti Kemendikbud. Tujuan sosialisasi ini
salah satunya untuk mewujudkan saka baru setelah Tim Saka Utama
terbentuk dan dilantik di Solo, Jawa Tengah, pada bulan Mei lalu,
bersamaan dengan Kemah Budaya Nusantara (KBN).
Selain itu, sosialisasi juga dimaksudkan sebagai
upaya meneguhkan kembali arti pentingnya kegiatan Saka Widya Budaya
Bakti secara sistematis. Kacung berharap, Kwartir Nasional (Kwarnas)
senantiasa membimbing kegiatan-kegiatan di Saka Widya Budaya Bakti.
Wakil Kwarnas Bidang Binawasa, yang juga mantan
Dirjen PAUDNI Kemendikbud, Lidya Freyani Hawadi, menyampaikan tentang
implementasi Permendikbud No. 62 dan 63 tahun 2014 tentang
ekstrakurikuler wajib dengan krida dalam Saka Widya Budaya Bakti. Di
sesi ini pula, Kepala Pusat Pendidikan Kwarnas Joko Mursito menyampaikan
materi Saka Widya Budaya Bakti yang terkait dengan pelatihan para
pamong.
No comments:
Post a Comment