.

Tuesday 25 November 2014

Evaluasi Kurikulum 2013 Akan Melibatkan Guru

Kementerian Pendidikan dan kebudayaan sedang meminta masukan berbagai pihak, diantaranya guru dan pakar, untuk mengevaluasi Kurikulum 2013.

"Jelas dilibatkan, guru, dosen dan ahli-ahli bidang pendidikan dilibatkan," kata Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ramon Mohandas, kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Selasa (25/11) sore.

Evaluasi atas Kurikulum 2013 dilakukan oleh Kemendikbud setelah ada desakan moratorium atas penerapan kurikulum itu karena dianggap terlalu dipaksakan.

Sejak disahkan, kurikulum 2013 telah diujicoba pada tahun lalu dengan menjadikan beberapa sekolah sebagai sekolah percobaan.

Di tahun 2014, kurikulum ini sudah diterapkan di klas I, II, IV dan V, sementara untuk SMP Kelas VII dan VIII. Adapun untuk SMA diberlakukan untuk Kelas X dan XI.

Namun di saat itulah, muncul berbagai kritik dan keluhan dari pihak institusi pendidikan terhadap kesiapan pemerintah dalam penerapan kurikulum itu.

Pengamat masalah pendidikan, Darmaningtyas mengatakan, pemerintahan sebelumnya terlalu cepat menerapkan kurikulum 2013, padahal belum semua siap melaksanakannya.

"Kurikulum 2013 sebaiknya diimplementasikan secara menyeluruh pada tahun ajaran 2017-2018. Jadi ada waktu dua tahun untuk pembenahan," kata Darmaningtyas.

'Jangan buat kurikulum baru'

Sejumlah orang tua murid yang diwawancarai BBC Indonesia mengatakan, materi Kurikulum 2013 sudah cukup ideal, tetapi mereka mengatakan itu terlalu cepat diterapkan, sementara guru, siswa dan orang tua belum siap.

"Tidak terlalu berat dengan kurikulum yang lama... Mungkin pemerintah yang kurang siap. Kalau lebih dimatangkan, saya kira tidak masalah," kata Dini, ibu dari siswa yang duduk di bangku SMP.
Linda, warga DKI Jakarta, yang memiliki anak yang sekolah di bangku SMP, juga menganggap Kurikulum 2013 relatif baik, tetapi menurutnya "perlu waktu untuk penyesuaiannya".
Seorang guru yang mengajar di SD Besuki di kawasan Menteng, Jakpus, Kastolani, juga mengatakan, tidak semua institusi pendidikan siap menerapkan Kurikulum 2013. "Khususnya di sekolah-sekolah yang dipelosok," katanya.

Meskipun demikian, Kastolani dan dua orang tua siswa itu tadi meminta agar pemerintah tidak membuat kurikulum baru.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan keputusan tentang keberlanjutan Kurikulum 2013 bukan hanya dari pemerintah, tapi diharapkan juga dari masyarakat.

Pemerintah, menurut Kemendikbud Anies Baswedan, ingin mendapatkan kejernihan dalam menilai praktik pelaksanaan kurikulum ini dengan mendapat masukan berbagai piha, termasuk guru dan anak didik serta pakar.

Sumber : BBC Indonesia

No comments:

Post a Comment